Nama
Pertalite belakangan sedang naik daun. Pasalnya, pertalite disebut-sebut akan
menggantikan posisi Premium sebagai bahan bakar minyak (BBM) primadona
masyarakat. Sebenarnya, apa itu Pertalite, dan apa kelebihan dan kekurangannya?
Pertalite
sendiri merupakan bahan bakar minyak yang belum lama ini diproduksi dan
dipasarkan oleh Pertamina
Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan. Dengan kadar Research Octane
Number (RON) yang mencapai 90, Pertalite dihadirkan sebagai varian baru
gasoline bagi konsumen para pengguna kendaraan bermotor yang menginginkan bahan
bakar minyak yang bisa menghasilkan pembakaran yang jauh lebih baik bagi mesin
kendaraan.
Pertamina
sendiri secara resmi mendistribusikan bahan bakar jenis baru ini medio Juli
2015 ke beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di berbagai kota
besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya. Secara resmi, Pertalite dibandrol
Rp8.400 per liternya. Atau dengan kata lain sedikit lebih mahal dibanding BBM
jenis Premium, dan sedikit lebih murah dari Pertamax.
Banyak pro dan
kontran di masyarakat yang mengiringi kehadiran BBM jenis baru ini. Apalagi,
Pertalite diproduksi untuk menghapus premium secara bertahap, sehingga pada
2017 diprediksikan taka da lagi SPBU yang menjual premium. “Hal ini sesuai
dengan instruksi menteri ESDM yang memberikan tenggat waktu dua tahun kepada
Pertamina untuk menghapus jenis premium RON 88,” ujar Edi Rangkuti, pengurus
Himpunan Pengusaha Minyak dan Gas (Hiswana Migas) kepada OLX Indonesia, Selasa
8 September 2015.
Ia
menjelaskan, Pertalite merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari proses
penambahan zat aditif dalam pengolahannya. Oleh karena itu, BBM jenis ini
direkomendasikan untuk jenis kendaraan yang telah menggunakan tekhnologi yang
setara dengan Catalytic Converters (pengubah katalik) dan Electronics Fuel
Injection (EFI).
Meskipun
harganya lebih mahal disbanding Premium, menurut Eri, secara kualitas Pertalite
lebih baik dari Premium. Ada beberapa keunggulan BBM jenis baru ini. Yang utama
tentu saja kadar oktan Pertalite yang lebih tinggi dari Premium. Dengan kadar
oktan yang lebih tinggi tersebut, kendaraan yang menggunakan Pertalite akan
menghasilkan pembakaran mesin yang jauh lebih optimal.
Selain itu,
BBM jenis Pertalite ini lebih bersih, sehingga mesin kendaraan pun lebih
terjaga kebersihannya. Dengan begitu, kendaraan pun akan lebih tahan lama dan
tak mudah rusak. “Pertalite juga memiliki kandungan yang ramah lingkungan dan
jauh lebih baik dari Premium,” ujarnya.
Meskipun
begitu, Komaidi Notonegoro, pengamat migas dari ReforMiner Institute
berpendapat masih ada kekurangan yang dimiliki Pertalite. Yaitu tidak banyaknya
jenis kendaraan yang bisa memakai jenis baru BBM ini. Sebab, tambahnya,
kebanyakan jenis kendaraan yang digunakan oleh masyarakat saat ini sudah
memiliki spesifikasi minimum RON 91-93. “Sebenarnya untuk bahan bakar sendiri,
Pertamax adalah spek minimun syarat pengisian bahan bakar mobil keluaran saat
ini,” ujarnya.
Dengan nilai
RON 90-91 Pertalite tentu tidak dapat dijadikan bahan bakar pengganti untuk
kendaraan yang memang diharuskan menggunakan bahan bakar RON 92 sebagai bahan
bakar utamanya. Padahal, tegasnya, jenis kendaraan yang menggunakan bahan bakar
dengan nilai RON 91-93 adalah kendaraan-kendaraan yang umum digunakan
masyarakat sperti Avanza, Xenia, Innova, Honda Jazz, Ertiga, dan lain
sebagainya.
“Banyak yang
menilai Pertalite ini hanyalah solusi yang cocok untuk para pengguna kendaraan
yang suka mencampurkan bahan bakar Premium dan Pertamax untuk kendaraannya,”
jelasnya.
Komaidi pun
menyayangkan pemerintah yang tidak melakukan survei lebih jauh tentang berapa
tepatnya angka oktan yang diperlukan di Indonesia. Dengan survei yang
komprehensif, pemerintah bisa menentukan angka oktan yang tepat berdasarkan
mayoritas kendaraan.
“Saya pikir
sah-sah saja dengan Pertalite RON 90 ini, namun harus didukung oleh survei yang
komprehensif, ujarnya. “Zaman dulu itu memerlukan angka oktan berapa
berdasarkan survei, dan ketika itu ada Lemigas yang melakukan survei tersebut.”
ConversionConversion EmoticonEmoticon Off Topic